Setiap kita manusia adalah ciptaan yang terbatas. Oleh karenanya pasti akan mengalami kematian. Kematian itu juga menunjukkan bahwa kita tidak dapat berkuasa menentukan nafas hidup kita. Hal tersebut dikarenakan kita terlahir dalam natur dosa yang berupahkan maut dan selanjutnya penghukuman (Ibrani 9:27), tanpa ada manusia yang dapat mengubah sendiri jikalau bukan kehendak Tuhan. Oleh karenanya, hal tersebut berkaitan erat dengan hidup keberimanan kita selama hidup di dunia. Siapa yang akan menolong kita selama di dunia dan setelah selesai kelak.
Para murid awalnya begitu ketakutan, karena Yesus telah diambil dari mereka yang selama hidup mereka sudah mereka jadikan idola, sandaran hidup dan pola hidup, karena demi Yesus mereka meninggalkan pekerjaan lama mereka. Namun sepertinya sudah tidak ada harapan ketika Yesus telah mati di kayu Salib dan dikuburkan. Maka mereka sudah sangat sulit untuk mempertahankan hidup beriman pada Yesus. Tetapi jawaban yang mereka dapat di luar pengertian mereka.
Sesudah Yesus dikuburkan, sepertinya para murid tidak tahu harus berbuat apa dan penuh ketakutan. Namun ternyata kenyataan yang mereka temui berbeda dengan anggapan mereka ketika hendak mengunjungi kubur Yesus di hari minggu (Markus 16:6), yaitu…. Yesus bukan hanya sudah mati, tetapi Yesus sudah bangkit. Berarti Yesus mengalahkan alam kematian (Yohanes 10:17-18). Adakah manusia lain seperti Yesus?
Akan tetapi itu semuapun tidak langsung memuaskan semua orang. Banyak yang masih meragukan-Nya.
– Ahli agama, (band Matius 28:13-14; band. Yohanes 20:6-7) yang sudah menerima Taurat namun meragukan-Nya
– Orang yang mencintai logika (Kisah Para rasul 17:22-34 band. Kejadian 5:24).
– Orang-orang masa kini (Matius 27:5-61, Lukas 23:50-55, band Markus 15:46, Matius 27:59-60, Lukas 23:53 & Yohanes 19:41). Yesus bukan pingsan (Yohanaes 20:15). Tidak mungkin bisa dilihat oleh lima ratus orang sekaligus atau membuat Paulus juga melayani berapi-api (Kisah 9:4-6) dan penampakan itu semua mungkin hanya sesaat dan langsung berhenti.
Maka:
Petrus berubah berani menginjili dalam (Kisah Para Rasul 2:14-40)
Paulus siap menderita bagi dunia (1 Korintus. 15:30-32; 2 Korintus 11:24-25)
Pengikut Kristus siap menjadi martir (Kisah Para Rasul 7:60; 12:2)
Akibat Kekal:
Semua kuasa berada di bawah kaki-Nya (1 Korintus 15:24-28, 54-57.
Tidak terpisah dari kasih Allah (Roma 8: 38-39)